Tidak ada produk di keranjang.
Kiket Lampung: Definisi, Asal Usul, dan Penggunaan
Halo Readers! Selamat datang di website kami. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Kiket Lampung. Apa sih Kiket Lampung itu? Serta bagaimana penggunaannya? Check it out!
Ada banyak jenis ikat kepala yang berkembang dalam adat istiadat di Indonesia. Sebut saja ikat kepala bernama Udeng yang menjadi penanda pria Bali, atau ikat kepala khas Sunda maupun suku Baduy yang mudah dikenali. Bukan hanya itu saja, terdapat juga ikat kepala jenis Tanjak, ikat kepala pria Melayu, yang kini berkembang di Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Selain masih terbilang asing, Kiket Lampung tidak begitu familiar bahkan dalam keseharian masyarakat Lampung saat ini.






Sumber: ALYN TAPIS
Kiket Lampung atau dalam bahasa Lampung disebut ‘Kikat Lappung’ merupakan ikat kepala yang dikenakan oleh pria-pria dalam masyarakat adat Lampung. Sejak dahulu, para pria Lampung telah gemar memakai Kiket. Baik pria Lampung Pepadun maupun Saibatin.
Dalam masyarakat Lampung terdapat beberapa nama dari Kikat atau Kiket. Ada yang menyebut Kikat, ada yang menyebut Ketupung atau Tupung. Dalam adat Lampung ada beberapa jenis tutup kepala atau kerap juga disebut sebagai mahkota pria dalam acara adat Lampung. Ada pula Kiket yang khusus digunakan oleh para Penyimbang,Sultan atau Raja dalam silsilah adat Masyarakat Lampung. Seperti sebutan Tukus yang dipakai oleh Raja dan Sultan di Sekala Brak – Lampung Barat. Ada pula Picung yang dipakai oleh Raja di Marga Teluk Betung. Sebutan Hanuang Bani untuk ikat kepala yang dipakai oleh Raja di Marga Kalianda.Punai Mekhem atau Manuk Mekhem merupakan bentuk penutup kepala yang kerap dipakai oleh Penyimbang adat Pepadun. Termasuk penutup kepala yang disebut Peci Bidak yang kerap dipakai oleh masyarakat Lampung hingga saat ini.
Karena memiliki keragaman baik bentuk maupun warna, maka jangan heran bila kita akan melihat keragaman bentuk dan warna baik dari penutup kepala maupun jenis Kiket para pria Lampung. Meski begitu, cukup mudah mengenali perbedaan antara penutup kepala masyarakat Lampung Pepadun maupun masyarakat Lampung Saibatin. Pada umumnya, pria Lampung Pepadun akan mengenakan ikat kepala yang menutupi keseluruhan kepalanya dengan simpul ikat diletakkan pada bagian belakang dan bentuk sudut kain terletak jatuh dibagian dahi. Sedangkan pria Lampung Saibatin cenderung menggunakan ikat kepala yang bentuk sudut kain terletak dibagian dapan dan menghadap ke atas. Hal ini berkaitan dengan filosofi budaya masyarakat Lampung pepadun dan Saibatin.


Kiket Manuk Meghem Khas Pepadun Kiket Sungkit Khas Saibatin
Dalam masyarakat Lampung Pepadun, Kiket atau penutup kepala berbentuk Manuk Mekhem atau Punai Mekhem yang mengandung arti burung tidur. Itulah mengapa terdapat ‘benjolan’ pada bagian depan. Persis seperti bagian belakang blangkon pada pria di pulau Jawa. Sedangkan pria Lampung Pesisir/Saibatin akan mengenakan bentuk Kiket atau penutup kepala yang menampilkan sudut runcing menghadap ke atas pada bagian depan. Hal ini kerap disebut Peci Kapal Jukung. Karena menggambarkan bentuk ujung perahu dan terinspirasi dari aktivitas nelayan yang merupakan budaya sebagain besar Lampung Pesisir atau Saibatin.
Lalu, bagaimana dengan penggunaan Kiket Lampung? Simple kok! Kiket dipakai dengan cara mengikatkan kain pada kepala.Ada yang ingin membeli Kikat khas Lampung? Bisa WhatsApp kami di sini atau datang ke Galeri kami di Jl. Pagar Alam No. 23/171, Kedaton, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung.